Harga Minyak Naik Signifikan Hari Ini 19 November 2025, Ini Faktor Penyebabnya

Rabu, 19 November 2025 | 13:21:50 WIB
Harga Minyak Naik Signifikan Hari Ini 19 November 2025, Ini Faktor Penyebabnya

JAKARTA - Kenaikan harga minyak global kembali mencuri perhatian pasar pada Rabu, 19 November 2025, di tengah ketidakpastian geopolitik dan kebijakan ekonomi Amerika Serikat.

Para pelaku pasar mengamati dua faktor utama yang memengaruhi pergerakan harga minyak, yaitu sanksi Barat terhadap aliran minyak Rusia dan langkah pemerintah AS terkait calon pimpinan Federal Reserve (The Fed) berikutnya.

Dikutip dari CNBC, harga minyak Brent ditutup naik 69 sen atau 1,07% menjadi USD 64,89 per barel, sedangkan West Texas Intermediate (WTI) menanjak 83 sen atau 1,39%, menjadi USD 60,74 per barel. Lonjakan ini menjadi sorotan karena terjadi setelah sesi perdagangan yang cukup bergejolak, mencerminkan sentimen global yang sensitif terhadap perkembangan geopolitik dan kebijakan moneter.

Geopolitik dan Sanksi Rusia Dorong Harga Minyak

Salah satu pemicu utama kenaikan harga minyak adalah dampak sanksi yang dijatuhkan AS pada perusahaan minyak Rusia, Rosneft dan Lukoil, pada Oktober lalu. Menurut Departemen Keuangan AS, sanksi ini menekan pendapatan minyak Rusia dan berpotensi membatasi volume ekspornya seiring waktu. Analis MUFG, Soojin Kim, menilai para pedagang mempertimbangkan dampak surplus global yang terus meningkat terhadap sanksi AS yang mengganggu aliran minyak Rusia.

Selain itu, Presiden AS Donald Trump mengumumkan bahwa pemerintahannya mulai mencari kandidat baru untuk memimpin The Fed, menyusul kritiknya terhadap Ketua Federal Reserve saat ini, Jerome Powell, terkait kebijakan suku bunga. 

“Saya pikir berita ini mendukung pasar karena sudah jelas orang seperti apa yang akan direkrut Trump untuk posisi itu. Ini memberikan dorongan yang bersifat risk-on bagi pasar,” kata John Kilduff, Mitra Again Capital. Biaya pinjaman yang lebih rendah biasanya meningkatkan permintaan minyak, sehingga mendorong harga lebih tinggi.

Seorang pejabat senior Gedung Putih menambahkan bahwa Trump bersedia menandatangani undang-undang sanksi Rusia selama ia memegang wewenang akhir atas implementasinya. “Undang-undang sanksi Rusia yang mereka ajukan ini adalah jenis sanksi sekunder yang dapat membuat perbedaan nyata. Risiko kehilangan pasokan Rusia bersifat suportif dan menarik perhatian pasar,” tutur Kilduff.

Gangguan Ekspor dari Pelabuhan Rusia

Kenaikan harga minyak juga didorong oleh gangguan operasional di pelabuhan-pelabuhan Rusia. Pelabuhan Novorossiysk sempat menangguhkan pemuatan minyak selama dua hari akibat serangan rudal dan pesawat tak berawak Ukraina. Ekspor dari Novorossiysk dan terminal Konsorsium Pipa Kaspia, yang bersama-sama mewakili sekitar 2,2 juta barel per hari atau 2% pasokan global, dihentikan sementara pada Jumat lalu. Gangguan ini mendorong harga minyak mentah naik lebih dari 2% pada saat itu.

Peristiwa ini menunjukkan betapa rentannya pasokan minyak global terhadap gangguan geopolitik dan konflik regional. Setiap gangguan aliran pasokan dapat memengaruhi harga minyak dalam jangka pendek, meski tren jangka panjang juga dipengaruhi faktor-faktor ekonomi global.

Prediksi Harga Minyak di Masa Mendatang

Meski harga minyak naik signifikan dalam jangka pendek, Goldman Sachs memperkirakan tren penurunan harga hingga 2026 akibat surplus pasokan global. Namun, jika produksi Rusia menurun lebih tajam dari perkiraan, harga Brent berpotensi menembus USD 70 per barel pada 2026–2027. Hal ini menunjukkan bahwa pergerakan harga minyak tetap volatil dan sangat bergantung pada kombinasi faktor geopolitik dan kebijakan ekonomi global.

Selain itu, pengaruh kebijakan moneter AS terhadap biaya pinjaman juga menjadi indikator penting bagi permintaan minyak. Penurunan suku bunga biasanya meningkatkan konsumsi energi, sementara kebijakan yang lebih ketat cenderung menekan permintaan dan menurunkan harga.

Sentimen Pasar dan Strategi Investor

Investor global kini menempatkan perhatian besar pada kombinasi geopolitik, regulasi, dan kebijakan moneter dalam menentukan strategi perdagangan minyak. Kenaikan harga minyak yang dipicu sanksi Rusia dan kemungkinan perubahan pimpinan The Fed menunjukkan bahwa pasar sedang berada dalam fase “risk-on”, di mana investor menilai potensi risiko dan peluang secara bersamaan.

John Kilduff menekankan bahwa meski kondisi ini dapat mendongkrak harga minyak sementara, pelaku pasar harus tetap mewaspadai faktor-faktor lain yang bisa memicu koreksi harga, termasuk kebijakan ekspansi produksi dari negara-negara OPEC dan pemulihan pasokan global.

Kenaikan harga minyak pada Rabu, 19 November 2025, bukan hanya fenomena tunggal, melainkan hasil kombinasi beberapa faktor: sanksi AS terhadap ekspor minyak Rusia, gangguan operasional di pelabuhan utama Rusia, dan kebijakan moneter AS yang berpotensi berubah. 

Meski tren jangka pendek menunjukkan kenaikan, prediksi jangka menengah mengindikasikan potensi penurunan harga akibat surplus pasokan global. Namun, faktor risiko geopolitik tetap menjadi penentu utama volatilitas harga minyak dunia.

Terkini

15 Hp OPPO Terbaru 2025, Harga dan Spesifikasi

Sabtu, 22 November 2025 | 21:33:26 WIB

Top 10 Harga Laptop ASUS 3 Jutaan Terbaik 2025

Sabtu, 22 November 2025 | 21:12:10 WIB

iPad Terbaru 2025: Spesifikasi dan Harganya di Indonesia

Sabtu, 22 November 2025 | 16:04:19 WIB